Semua Tentang Foto Otak Albert Einstein VS Otak Manusia Biasa
faktasantuy.com - Perbedaan otak albert einstein dengan otak manusia biasa. Ada apa dengan otak albert einstein? Misteri otak jenius Albert Einstein menjadi aspek yang memicu rasa penasaran dari banyak kalangan cendekia.
55 tahun sesudah kematian Einstein, banyak ilmuwan yang mengupayakan menemukan apa yang menyebabkannya menjadi orang paling pintar di dunia.
Pastinya kita tahu bahwa tak ada yang berusaha lebih keras daripada seseorang Patologis bernama Thomas Harvey (yang kehilangan tugas dan reputasinya lantaran menguber misteri kejeniusan Einstein). Sayang Harvey tak menemukan apa-apa.
Nah apakah benar misteri otak jenius albert einstein terungkap? benarkah otak albert einstein sampai sekarang masih diawetkan?
Berikut gambar otak albert einstein yang sebelah kiri adalah bentuk otak albert einstein:
Einstein wafat 18 April 1955 di Princeton Hospital, New Jersey. Michael Paterniti penulis yang merekam seluruh step otopsi yang dilakukan Harvey ditengah keramaian orang yang mau menonton jasad Einstein. Pastinya Harvey melepas otak Einstein seperti biasa, dan menelitinya.
Tapi Harvey tak mengembalikannya. Harvey malah memasukkannya ke toples berisi formaldehida atau formalin.Ia melakukan pencurian otak Einstein. Keluarga Einstein tak sempat mengizinkannya, namun Harvey bicara “Ini seluruhnya demi ilmu wawasan.”
Walaupun Harveymengupayakan mengembalikannya beliau sudah memotong-motongnya dan mengirimkannya terhadap para ilmuwan rekannya. Salah satu yang hasilnya sanggup menemukan sesuatu ialah Marian Diamond dari University of California.
Fakta unik tentang otak albert einstein berdasarkan ukuran otak Einstein tak demikian istimewa, biasa saja. Penelitian tentang otak albert einstein yakni berat otak albert einstein yakni 1.22 kilogram.
Sesudah difoto dan ke 240 potongan otak Einstein diteliti bersama teknik yang bernama celloidin, nyatanya sel-sel otak Einstein serta ukurannya amat normal, sejumlah juga wajar.
Saat meraih potongan otak Einstein sedang meneliti plastisitas otak tikus yang lebih bersemangat dan cerdik kepada waktu itu.
Dirinya menemukan bahwa keadaan cerdas dipengaruhi oleh jumlah glial cell yang mengakses bersama neuron. Saat meneliti Einstein juga, beliau mendapati hasil yang sama yang isinya struktur otak albert einstein sama persis dengan otak manusia biasa pada umumnya.
Baca: 3 jurusan kuliah tak jamin pekerjaan
Jumlah glial sel atau sel perekat otak yang membuka bersama neuron milik Einstein benar benar banyak. Diawal Mulanya para ilmuwan percaya bahwa kepintaran menyangkut bersama jumlah neuron, tapi nyata tidak benar.
Sel glia tersebut disebut astrosit dan oligodendrosit dan ditemukan paling banyak di jaringan yang terlibat dalam pengolahan citra juga pemikiran rumit.
Kisah otak Albert Einstein sering dijadikan sebagai objek riset dan spekulasi. Otak dari tokoh fisika terbesar di abad ke-20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya pada tahun 1955.
Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brilyen dalam dunia fisika dan matematika.
Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 dalam usia 76 tahun. Dokter Thomas Harvey, sang patologis menyimpan otak Einstein setelah diotopsi, sebelum jenazah tersebut dikremasi. Sampai saat ini ada beberapa penelitian yang cukup menarik perhatian tentang otak Einstein tersebut.
Mengenai pengambilan otak dan otak albert einstein yang diawetkan ini apakah mendapat izin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: “Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan”.
Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat izin dari pihak keluarganya. izin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.
Dimanakah otak albert einstein? Otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.
Penelitian pertama dipublikasikan pada tahun 1985. Para peneliti coba menghitung sel saraf (neuron), dan sel penunjang (sel glia) di 4 bagian otak Einstein. Area 9 di korteks cerebri kiri dan kanan, dan area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan.
Area 9 merupakan bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya. Rasio antara sel saraf (neuron) dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia di usia 64 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding para pembandingnya, terutama pada area 39 kiri. Pada area 39 kiri, otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya.
Para peneliti berkesimpulan bahwa jumlah sel glia per neuron yang lebih besar tersebut berarti bahwa kebutuhan metabolik sel-sel saraf Einstein lebih tinggi. Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan ketrampilan konseptual yang lebih baik.
Publikasi kedua diterbitkan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa, namun memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikirnya yang lebih baik.
Penelitian yang lain membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki yang lain (rata-rata usia 35 tahun). Otak Einstein memiliki celah (yang disebut sulcus) yang berbeda dengan otak yang lain di bagian parietal kanan dan kiri.
Otak di bagian parietal terutama berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting kemampuan matematika dan berpikir rasional.
Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan matematika dan fisikanya yang menakjubkan.
Sejumlah tokoh ilmuwan, wartawan, dan orang biasa ramai mengunjungi rumah sakit. Mereka hanya ingin dekat dengan ”orang besar” untuk terakhir kalinya. Begitulah kisah yang diutarakan Michael Paterniti, penulis yang banyak melakukan penelitian tentang peristiwa kematian ”si genius” yang punya masalah bicara sampai berusia 3 tahun itu. Einstein terus memiliki masalah berbicara saat di sekolah dasar, dan masih tidak sepenuhnya fasih dalam berbahasa hingga usia 9 tahun.
Dalam tulisannya Paterniti menyebutkan bahwa kematian Einstein adalah kisah aneh yang melibatkan seorang genius, otaknya dicuri seorang ilmuwan nakal dengan ide gilanya. Walau belakangan disebutkan bahwa ide itu tidak begitu gila. ”Rasanya seperti kematian nabi dan peristiwa ini sedikit gila,” kata Paterniti.
Harvey yang melakukan autopsi pada Einstein memindahkan otak manusia genius itu untuk dia periksa. Lalu ide gila Harvey muncul. Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein.
Malah Harvey menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh). Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol tersebut. Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya.
Einstein akhirnya dikremasi. Pengambilan dan pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya disebutsebut tanpa izin dari keluarga Einstein.Tapi Harvey mengatakan bahwa anak Einstein yang bernama Hans Albert Einstein telah memberinya izin mengambil otak ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal itu.
Dalam biografi yang ditulis Ronald Clark (1971), Einstein mengatakan sangat setuju jika otaknya dipakai sebagai objek riset. Bahkan, Einstein meminta agar badannya dikremasi.
Namun apa yang ditulis Clark mendapat tentangan dari keluarga Einstein. Pengambilan otak tersebut belum mendapat izin dari pihak keluarga. Izin dari Hans baru diberikan setelah pengambilan dilakukan. Ini pun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berkualitas tinggi. Otak Einstein baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol batu yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.
Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya. Karena itu dia menyimpannya dalam botol batu. Harvey menyebut sulit merawat otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam rekan-rekannya. Kemudian Profesor Marion C Diamond, ahli anatomi otak dari Universitas California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah majalah ilmu pengetahuan.
Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya memberikan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu. Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya. Otak Einstein mirip dengan otak orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu.
Di bagian sebelah kiri otak sang genius ini ditemukan lebih banyak sel glia untuk setiap neuron (sel saraf) dibanding otak manusia normal. Faktor ini mungkin menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas. Kendati begitu Diamond tidak dapat memastikannya. Ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, berfungsi untuk berpikir dan mengatur kerja syaraf, sel glia (neuroglia) berfungsi menyediakan ”makanan” dan bertugas menunjang kerja sel neuron.
Hasil penelitian otak albert einstein yang pertama yang dipublikasikan pada 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan sel glia di empat bagian otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks cerebri kiri dan kanan, dan Area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan. Area 9 adalah bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Adapun Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya.
Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia pada usia 64 tahun. Hasil penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya, terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih besar kebutuhan metabolis sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.
baca: Misteri Foto Albert Einstein Menjulurkan Lidah Tahun 1951
Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih baik. Lalu hasil penelitian kedua yang dipublikasikan pada 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa. Tapi otak Einstein memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir Einstein lebih baik dibanding manusia biasa.
Penelitian lain juga membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki lain (rata-rata berusia 35 tahun). Otak Einstein memiliki celah (sulcus) yang berbeda dengan otak manusia biasa di bagian parietal kanan dan kiri. Otak di bagian parietal—terutama—berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting dalam kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi besar terhadap kemampuan matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu.
Padahal, jika menelisik masa kecil Einstein dalam biografinya disebutkan bahwa dia harus berjuang di sekolah. Selama sekolah Einstein selalu menolak untuk memakai kaus kaki. Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Kendati begitu, Einstein tetap menunjukkan kegeniusannya sejak kecil. Saat berusia 5 tahun, dia tertarik dengan kompas kantung milik ayahnya. Einstein terpaku dengan jarum kompas dan bertanya-tanya apa yang memberikannya kemampuan untuk selalu berayun ke arah yang benar.
Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang ”kosong” ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian menjelaskan pengalamannya dalam buku biografinya sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.
Seseorang peneliti yang lain, tahun 1990, Stephen J. Smith yang bekerja untuk Stanford University menemukan seluruh misteri kunci kecerdasan Einstein. Kita semua tahu bahwa komunikasi neuron beroperasi memanfaatkan gelombang listrik dan zat kimia. Smith curiga, apa peran astrosit di sini?
Kenapa Einstein miliki banyak astrosit? Smith curiga bahwa astrosit teramat menyukai melakukan pencurian dengar pembicaraan neuron-neuron dan menyebarkan pembicaraan itu pada semua tempat otak. Kecurigaan itu terbukti. Astrosit yaitu kunci dari pembelajaran, memori, bahkan kejeniusan.
Smith dulu jalankan penelitian bersama sel astrosit yang masihlah hidup, pastinya dari subjek tikus. Beliau berupaya memanfaatkan neurotransmitter berupa glutamat (zat kimia yang dimanfaatkan sel neuron untuk berkomunikasi) dan meneteskannya utk mengetahui apakah astrosit dapat mendeteksi glutamat.
Baca: √ Daftar PTN di Indonesia Lengkap 2020
Diwaktu dicek sel astrosit yang berupa bintik-bintik putih seperti bintang diwaktu ditetes glutamat jadi bercahaya bersama warna bermacam macam warna jelas. Warna tersebut tersebar ke sel-sel yang lain, mengambil informasi. Jadilah sel-sel yang sampai kini kita pikir juga sebagai pengganjal otak, mempunyai kebolehan buat berkomunikasi bahkan terlibat dalam proses kognisi.
Peneliti lain yang sukses menemukan sesuatu ialah Sandra Witelson dari McMaster di Hamilton. Beliau menemukan bahwa Einstein kehilangan retakan Sylvian. Retakan tersebut yaitu cekungan yang membagi lobus parietal jadi dua kompartemen kusus. Dgn ketiadaan retakan tersebut,
Berapa persen otak albert einstein? isi otak albert einstein mempunyai luas otak 15% lebih banyak dari manusia biasa, oleh karena itu menjadikannya teramat pandai berpikir. Cara memiliki otak seperti albert einstein sangat susah, karena yang mempunyai IQ otak albert einstein yang sagat tinggi dan mustahil dimiliki, hanya keajaiban Tuhan lah kita dapat memiliki otak jenius seperti albert einstein.
Informasi sejarah otak albert einstein ini adalah sebahagian penemuan saja, masihlah ada belasan bahkan puluhan aspek yang manusia belum ketahuiberkaitan misteri otak jenius Albert Einstein.
Nah itulah artikel tentang otak albert einstein, si otak jenius yang telah menggemparkan dunia dengan keunikan otak albert einstein.
Terima kasih telah membaca artikel rahasia otak jenius albert einstein.
Baca juga :
55 tahun sesudah kematian Einstein, banyak ilmuwan yang mengupayakan menemukan apa yang menyebabkannya menjadi orang paling pintar di dunia.
Pastinya kita tahu bahwa tak ada yang berusaha lebih keras daripada seseorang Patologis bernama Thomas Harvey (yang kehilangan tugas dan reputasinya lantaran menguber misteri kejeniusan Einstein). Sayang Harvey tak menemukan apa-apa.
Nah apakah benar misteri otak jenius albert einstein terungkap? benarkah otak albert einstein sampai sekarang masih diawetkan?
Berikut gambar otak albert einstein yang sebelah kiri adalah bentuk otak albert einstein:
Rahasia Otak Jenius Albert Einstein
Kekejaman tak berarti apabila dilakukan atas nama ilmu wawasan, terutama untuk mengungkap misteri otak jenius Albert Einstein.Einstein wafat 18 April 1955 di Princeton Hospital, New Jersey. Michael Paterniti penulis yang merekam seluruh step otopsi yang dilakukan Harvey ditengah keramaian orang yang mau menonton jasad Einstein. Pastinya Harvey melepas otak Einstein seperti biasa, dan menelitinya.
Tapi Harvey tak mengembalikannya. Harvey malah memasukkannya ke toples berisi formaldehida atau formalin.Ia melakukan pencurian otak Einstein. Keluarga Einstein tak sempat mengizinkannya, namun Harvey bicara “Ini seluruhnya demi ilmu wawasan.”
Walaupun Harveymengupayakan mengembalikannya beliau sudah memotong-motongnya dan mengirimkannya terhadap para ilmuwan rekannya. Salah satu yang hasilnya sanggup menemukan sesuatu ialah Marian Diamond dari University of California.
Fakta mengenai otak albert einstein
Sesudah difoto dan ke 240 potongan otak Einstein diteliti bersama teknik yang bernama celloidin, nyatanya sel-sel otak Einstein serta ukurannya amat normal, sejumlah juga wajar.
Saat meraih potongan otak Einstein sedang meneliti plastisitas otak tikus yang lebih bersemangat dan cerdik kepada waktu itu.
Dirinya menemukan bahwa keadaan cerdas dipengaruhi oleh jumlah glial cell yang mengakses bersama neuron. Saat meneliti Einstein juga, beliau mendapati hasil yang sama yang isinya struktur otak albert einstein sama persis dengan otak manusia biasa pada umumnya.
Baca: 3 jurusan kuliah tak jamin pekerjaan
Jumlah glial sel atau sel perekat otak yang membuka bersama neuron milik Einstein benar benar banyak. Diawal Mulanya para ilmuwan percaya bahwa kepintaran menyangkut bersama jumlah neuron, tapi nyata tidak benar.
Sel glia tersebut disebut astrosit dan oligodendrosit dan ditemukan paling banyak di jaringan yang terlibat dalam pengolahan citra juga pemikiran rumit.
Perbedaan Otak Eisntein dan Manusia Biasa
Otak ini menarik perhatian dunia karena reputasi Albert Einstein sebagai seorang jenius, dan nampaknya kelainan dan ciri khas di dalam otaknya ini mempunyai korelasi kuat dengan kemampuan intelegensi yang menyebabkan terciptanya banyak ide brilyen dalam dunia fisika dan matematika.
Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 dalam usia 76 tahun. Dokter Thomas Harvey, sang patologis menyimpan otak Einstein setelah diotopsi, sebelum jenazah tersebut dikremasi. Sampai saat ini ada beberapa penelitian yang cukup menarik perhatian tentang otak Einstein tersebut.
Mengenai pengambilan otak dan otak albert einstein yang diawetkan ini apakah mendapat izin dari yang bersangkutan merupakan bahan perdebatan yang luas. Dalam biografinya yang ditulis oleh Ronald Clark (1971) dikatakan: “Dia sangat menyetujui agar otaknya dipakai sebagai objek riset dan meminta agar badannya juga dikremasikan”.
Namun pernyataan Ronald Clark ini nampaknya tidak begitu cocok, bahkan pengambilan otak inipun belum mendapat izin dari pihak keluarganya. izin dari anaknya yang bernama Hans Albert Einstein baru diberikan setelah pengambilan dilakukan, dan inipun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berkualitas tinggi.
Dimanakah otak albert einstein? Otak Einstein yang baru ditemukan kembali pada tahun 1978 ini mendapat perhatian yang luas terutama di dalam dunia ilmiah. Otak ini berada dalam sebuah botol batu yang diisi dengan cairan jus apel (cider) selama lebih dari 20 tahun.
Penelitian pertama dipublikasikan pada tahun 1985. Para peneliti coba menghitung sel saraf (neuron), dan sel penunjang (sel glia) di 4 bagian otak Einstein. Area 9 di korteks cerebri kiri dan kanan, dan area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan.
Area 9 merupakan bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya. Rasio antara sel saraf (neuron) dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia di usia 64 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding para pembandingnya, terutama pada area 39 kiri. Pada area 39 kiri, otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya.
Para peneliti berkesimpulan bahwa jumlah sel glia per neuron yang lebih besar tersebut berarti bahwa kebutuhan metabolik sel-sel saraf Einstein lebih tinggi. Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan ketrampilan konseptual yang lebih baik.
Publikasi kedua diterbitkan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa, namun memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikirnya yang lebih baik.
Penelitian yang lain membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki yang lain (rata-rata usia 35 tahun). Otak Einstein memiliki celah (yang disebut sulcus) yang berbeda dengan otak yang lain di bagian parietal kanan dan kiri.
Otak di bagian parietal terutama berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting kemampuan matematika dan berpikir rasional.
Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan matematika dan fisikanya yang menakjubkan.
Sejumlah tokoh ilmuwan, wartawan, dan orang biasa ramai mengunjungi rumah sakit. Mereka hanya ingin dekat dengan ”orang besar” untuk terakhir kalinya. Begitulah kisah yang diutarakan Michael Paterniti, penulis yang banyak melakukan penelitian tentang peristiwa kematian ”si genius” yang punya masalah bicara sampai berusia 3 tahun itu. Einstein terus memiliki masalah berbicara saat di sekolah dasar, dan masih tidak sepenuhnya fasih dalam berbahasa hingga usia 9 tahun.
Dalam tulisannya Paterniti menyebutkan bahwa kematian Einstein adalah kisah aneh yang melibatkan seorang genius, otaknya dicuri seorang ilmuwan nakal dengan ide gilanya. Walau belakangan disebutkan bahwa ide itu tidak begitu gila. ”Rasanya seperti kematian nabi dan peristiwa ini sedikit gila,” kata Paterniti.
Harvey yang melakukan autopsi pada Einstein memindahkan otak manusia genius itu untuk dia periksa. Lalu ide gila Harvey muncul. Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein.
Malah Harvey menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh). Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol tersebut. Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya.
Einstein akhirnya dikremasi. Pengambilan dan pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya disebutsebut tanpa izin dari keluarga Einstein.Tapi Harvey mengatakan bahwa anak Einstein yang bernama Hans Albert Einstein telah memberinya izin mengambil otak ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal itu.
Dalam biografi yang ditulis Ronald Clark (1971), Einstein mengatakan sangat setuju jika otaknya dipakai sebagai objek riset. Bahkan, Einstein meminta agar badannya dikremasi.
Namun apa yang ditulis Clark mendapat tentangan dari keluarga Einstein. Pengambilan otak tersebut belum mendapat izin dari pihak keluarga. Izin dari Hans baru diberikan setelah pengambilan dilakukan. Ini pun disetujui jika otak tersebut hanya dipakai untuk kegiatan riset yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah berkualitas tinggi. Otak Einstein baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol batu yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.
Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya. Karena itu dia menyimpannya dalam botol batu. Harvey menyebut sulit merawat otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam rekan-rekannya. Kemudian Profesor Marion C Diamond, ahli anatomi otak dari Universitas California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah majalah ilmu pengetahuan.
Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya memberikan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu. Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya. Otak Einstein mirip dengan otak orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu.
Cara kerja otak albert einstein
Hasil penelitian otak albert einstein yang pertama yang dipublikasikan pada 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan sel glia di empat bagian otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks cerebri kiri dan kanan, dan Area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan. Area 9 adalah bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Adapun Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya.
Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia pada usia 64 tahun. Hasil penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya, terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih besar kebutuhan metabolis sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.
baca: Misteri Foto Albert Einstein Menjulurkan Lidah Tahun 1951
Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih baik. Lalu hasil penelitian kedua yang dipublikasikan pada 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa. Tapi otak Einstein memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir Einstein lebih baik dibanding manusia biasa.
Penelitian lain juga membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki lain (rata-rata berusia 35 tahun). Otak Einstein memiliki celah (sulcus) yang berbeda dengan otak manusia biasa di bagian parietal kanan dan kiri. Otak di bagian parietal—terutama—berperan dalam fungsi luhur manusia. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting dalam kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi besar terhadap kemampuan matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu.
Padahal, jika menelisik masa kecil Einstein dalam biografinya disebutkan bahwa dia harus berjuang di sekolah. Selama sekolah Einstein selalu menolak untuk memakai kaus kaki. Hal ini sudah menjadi rahasia umum. Kendati begitu, Einstein tetap menunjukkan kegeniusannya sejak kecil. Saat berusia 5 tahun, dia tertarik dengan kompas kantung milik ayahnya. Einstein terpaku dengan jarum kompas dan bertanya-tanya apa yang memberikannya kemampuan untuk selalu berayun ke arah yang benar.
Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang ”kosong” ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut. Dia kemudian menjelaskan pengalamannya dalam buku biografinya sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat.
Keistimewaan Albert Einstein
Kenapa Einstein miliki banyak astrosit? Smith curiga bahwa astrosit teramat menyukai melakukan pencurian dengar pembicaraan neuron-neuron dan menyebarkan pembicaraan itu pada semua tempat otak. Kecurigaan itu terbukti. Astrosit yaitu kunci dari pembelajaran, memori, bahkan kejeniusan.
Smith dulu jalankan penelitian bersama sel astrosit yang masihlah hidup, pastinya dari subjek tikus. Beliau berupaya memanfaatkan neurotransmitter berupa glutamat (zat kimia yang dimanfaatkan sel neuron untuk berkomunikasi) dan meneteskannya utk mengetahui apakah astrosit dapat mendeteksi glutamat.
Baca: √ Daftar PTN di Indonesia Lengkap 2020
Diwaktu dicek sel astrosit yang berupa bintik-bintik putih seperti bintang diwaktu ditetes glutamat jadi bercahaya bersama warna bermacam macam warna jelas. Warna tersebut tersebar ke sel-sel yang lain, mengambil informasi. Jadilah sel-sel yang sampai kini kita pikir juga sebagai pengganjal otak, mempunyai kebolehan buat berkomunikasi bahkan terlibat dalam proses kognisi.
Peneliti lain yang sukses menemukan sesuatu ialah Sandra Witelson dari McMaster di Hamilton. Beliau menemukan bahwa Einstein kehilangan retakan Sylvian. Retakan tersebut yaitu cekungan yang membagi lobus parietal jadi dua kompartemen kusus. Dgn ketiadaan retakan tersebut,
Berapa persen kemampuan otak albert einstein
Informasi sejarah otak albert einstein ini adalah sebahagian penemuan saja, masihlah ada belasan bahkan puluhan aspek yang manusia belum ketahuiberkaitan misteri otak jenius Albert Einstein.
Nah itulah artikel tentang otak albert einstein, si otak jenius yang telah menggemparkan dunia dengan keunikan otak albert einstein.
Terima kasih telah membaca artikel rahasia otak jenius albert einstein.
Baca juga :
Posting Komentar untuk "Semua Tentang Foto Otak Albert Einstein VS Otak Manusia Biasa"
Sobat boleh menyalin isi artikel ini dengan syarat ditulis ulang dengan menyertakan link sumber ke artikel ini. Ini berguna supaya blog sobat tidak kena deindex/dihapus karena menerima keluhan hak cipta DMCA dari saya.
Jika artikel ini bermanfaat untuk sekolah/kuliah/pekerjaan sobat, maka berikanlah sedikit donasi untuk membantu admin dalam membiyai operasional blog ini.
Klik: Donasi via Trustwallet