5 Pengertian Efektivitas Organisasi Menurut Para Ahli & 16 Faktornya
Faktasantuy - Definisi keefektifan organisasi. Pada hari ini kita akan membahas rangkuman efektivitas organisasi. Nah apa itu pengertian efektivitas organisasi? dan bagaimana cara mengukur efektivitas oraganisasi? dan cara membuat organisasi yang efektif. Silakan teman-teman simak definisi efektivitas organisasi berikut ini ya.
Pengertian Efektivitas Organisasi
Konsep efektivitas berupa suatu konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep efektivitas ini oleh para ahli belum memiliki keseragaman pandangan, karena sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Akan tetapi banyak juga ahli dan peneliti yang telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektivitas itu.
Wajib baca: 30+ Perbedaan Organisasi Resmi dan Tidak Resmi
Pengertian Efektivitas Organisasi Menurut Para Ahli
Adapun beberapa pengertian efektivitas organisasi, menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
- Emitai Etzioni (1982:54), efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.
- Komaruddin (1994:294), mengukurn efektivitas organisasi berupa suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
- The Liang Gie (2000:24), efektivitas organisasi adalah sebagai keadaan atau kemampuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan.
- Gibson (1984:28), efektivitas organisasi yaitu suatu konteks perilaku organisasi yang merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”
- Soekarno K. (1986:42), efektivitas organisasi yaitu pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan berupa semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Jadi pengertian efektivitas kinerja organisasi yaitu suatu pencapaian tujuan atau hasil yang dilakukan dikerjakan oleh setiap individu secara bersama-sama
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai targetnya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas dikatakan sebagai tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wajib baca: 20 Tujuan Organisasi Sekolah
Faktor Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberdayaan (empowerment)
berupa suatu proses yang memungkinkan staf untuk dapat memiliki input serta kontrol atas pekerjaan mereka, dan juga kemampuan untuk secara terbuka berbagi saran serta ide tentang pekerjaan mereka, Pemberdayaan akan dapat membuat staf memiliki kekuasan untuk dapat mampu membuat pilihan dan juga berpartisipasi pada tingkat yang lebih bertanggung jawab yang pada akhirnya akan dapat menimbulkan perasaan bahagia pada diri staf tersebut dan juga mengakibatkan staf akan dapat berpikiran positif terhadap lingkungannya.
2. Kerja tim (team orientation)
akan menunjukkan efektifnya kerja secara tim didalam memberikan kontribusi pada suatu organisasi yang mana proses di dalam kerja tim ialah usaha untuk dapat memecahkan suatu masalah dan juga meningkatkan inovasi anggotanya.
3. Kemampuan berkembang (capability development)
berupa kemampuan pada suatu organisasi untuk dapat meningkatkan kemampuan stafnya sehingga dapat ataupun mampu berkompetisi serta juga untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Adapatasi (Adaptation)
berupa kemampuan pada organisasi untuk dapat menerjemahkan pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Adaptasi ialah kemampuan organisasi didalam merespon perubahan-perubahan lingkungan eksternal dengan cara melakukan perubahan internal pada suatu organisasi.
5. Perubahan (creating change)
berupa kemampuan pada organisasi untuk dapat melakukan pembaharuan, dan juga mampu mengikuti perkembangan serta bereaksi dengan cepat terhadap tren serta mengantisipasi dampak dari pembaharuan tersebut.
6. Berfokus pelanggan (costumer focus)
berupa kemampuan pada organisasi untuk dapat mampu memberikan perhatian kepada kepuasan pelanggan.
7. Keadaan organisasi (organizational learning)
berupa suatu proses yang mendukung suatu organisasi untuk dapat mampu beradaptasi terhadap perubahan, dan juga mampu untuk bertumbuh ke arah yang lebih baik dengan melalui penciptaaan serta pengaplikasian hal-hal baru seperti knowledge, kemampuan serta kompetensi sekaligus juga mampu untuk mentransformasikannya kepada anggota lainnya. Atau sama halnya dengan kemampuan pada organisasi untuk menerima, menerjemahkan, dan juga menginterpretasi dari lingkungan eksternal menjadi suatu usaha untuk dapat mendorong inovasi, memperoleh pengetahuan serta meningkatkan pengetahuan.
8. Misi (Mission)
merupakan dimensi budaya yang menunjukkan pada tujuan inti organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh serta fokus terhadap apa yang dianggap penting oleh suatu organisasi.
9. Strategi yang terarah dan juga tetap (strategic direction and intent)
berupa suatu rencana yang jelas tentang tujuan organisasi dan juga membuat anggota organisasi dapat memahami kontribusi serta fungsi mereka di dalam suatu organisasi. Secara umum manager tingkat pertama akan lebih dilibatkan dalam penetapan suatu strategi. Strategi merupakan elemen terpenting yang memberikan penjelasan mengenai cara-cara untuk dapat melaksanakan suatu tindakan.
10. Tujuan dan objektivitas (goals and objectivity)
berupa suatu hasil yang diinginkan dengan melalui usaha yang terarah dapat diukur, ambisius tetapi harus tetap realistis. Tujuan dan juga objektivitas adalah kumpulan sasaran yang dikaitkan dengan misi, visi, dan juga strategi dan juga mampu memberikan arahan yang jelas bagi staf dalam bertindak.
11. Visi (vision)
berupa pandangan bersama mengenai tujuan yang akan dicapai pada suatu organisasi yang terdiri dari nilai-nilai dan juga pemikiran bersama yang mampu untuk memberikan arahan bagi anggota organisasi. Atau sebuah rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita maupun impian suatu organisasi atau juga perusahaan yang ingin dicapai di masa depan atau juga dapat dikatakan bahwa visi adalah pernyataan apa yang diinginkan dari organisasi ataupun perusahaan.
12. Konsistensi (Consistency)
merupakan sebuah tingkat kesepakatan anggota suatu organisasi terhadap asumsi dasar dan juga nilai-nilai inti organisasi. Konsistensi ini dalam menekankan pada sistem keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan juga simbol-simbol yang dimengerti serta dianut bersama oleh para anggota organisasi dan juga pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi. Adanya konsistensi dalam suatu organisasi akan ditandai oleh staf merasa terikat; terdapat nilai-nilai kunci; kejelasan mengenai tindakan yang dapat dilakukan dan juga tidak dapat dilakukan. Konsistensi didalam organisasi adalah dimensi yang menjaga kekuatan serta juga stabilitas di dalam organisasi.
13. Nilai inti (core value)
sebagai sebuah pedoman atau kepercayaan permanen tentang sesuatu tepat dan juga tidak tepat yang mengarahkan tindakan serta juga perilaku staf dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
14. Kesepakatan (agreement)
sebagai suatu proses ketika staf di dalam organisasi dapat mencapai kesamaan pendapat mengenai masalah-masalah yang terjadi ataupun suatu hal yag mendasari dan juga mampu menyelesaikan perbedaan pendapat yang terjadi di dalam suatu organisasi.
15. Koordinasi dan integrasi (coordination and integration)
berbagai fungsi serta unit di dalam organisasi yang bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan organisasi tanpa harus mengganggu hak masing-masing. Koordinasi dan integrasi sangat bermanfaat untuk dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, serta juga pelayanan yang diberikan kepada publik.
16. Keterlibatan (involvement)
berupa suatu perlakuan yang membuat staf merasa diikut sertakan didalam kegiatan organisasi sehingga dapat membuat staf bertanggung jawab mengenai tindakan yang dilakukannya. Atau disebut sebagai kebebasan yang dimiliki pada setiap individu didalam mengemukakan pendapat. Keterlibatan ini perlu dihargai oleh kelompok maupun pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk dapat memajukan dan juga mengembangkan organisasi atau perusahaan. Keterlibatan ini terdiri dari 3tiga indikator yaitu: pemberdayaan (Empowerment), kerja tim (Team Orientation) dan juga kemampuan berkembang (Capability Development) (Casida, 2007).
Pendekatan-Pendekatan Keefektifan Organisasi
Adapun beberapa pendekatan yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuanya, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Pencapaian Tujuan (goal attainment approach)
memiliki asumsi bahwa organisasi merupakan kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Maka dari itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan. Agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah dalam mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain pun harus diperhatikan. Dimana organisasi harus memiliki tujuan akhir, tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti, tujuan-tujuan tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola, lalu harus ada consensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.
Adapun beberapa permasalahan dalam pendekatan ini, yaitu :
- apa yang dinyatakan secara resmi oleh sebuah organisasi sebagai suatu tujuan tidak selalu mencerminkan tujuan yang sebenarnya.
- Tujuan jangka pendek sering kali berbeda dengan tujuan jangka panjangnya.
- cOrganisasi yang memiliki tujuan majemuk akan menciptakan kesulitan.
2. Pendekatan Sistem (system approach)
mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Apabila salah satu sub bagian ini memiliki performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang negatif terhadap performa keseluruhan sistem.
3. Pendekatan Konstituen-Strategis (strategic-constituencies approach)
organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dengan mengoperasikan pendekatan konstituensi strategis, para manajer mengurangi kemungkinan bahwa mereka mungkin mengabaikan atau sangat mengganggu sebuah kelompok yang kekuasaannya dapat menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi secara nyata.
4. Pendekatan Nilai-nilai Bersaing (Competing-values approach)
mengasumsikan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi. Menyatakan bahwa ada elemen umum yang mendasari setiap daftar criteria Efektifitas Organisasi yang komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenai nilai-nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu membentuk sebuah model keefektifan yang unik.
Nah itulah artikel pengertian efektivitas organisasi. Semoga rangkuman efektivitas organisasi ini dapat menyelesaikan tugas sekolah kamu ya. Apabila kamu ingin bertanya mengenai pengukuran efektivitas organisasi dan cara mengukur efektivitas organisasi silakan ketik di kolom komentar dibawah. Baca juga: 480 Judul Skripsi Manajemen SDM Lengkap (Bisa Untuk S1 & S2)
Lain kali admin akan membuat pendekatan efektivitas organisasi dan penjelasannya, ditunggu saja ya.
Posting Komentar untuk "5 Pengertian Efektivitas Organisasi Menurut Para Ahli & 16 Faktornya"
Sobat boleh menyalin isi artikel ini dengan syarat ditulis ulang dengan menyertakan link sumber ke artikel ini. Ini berguna supaya blog sobat tidak kena deindex/dihapus karena menerima keluhan hak cipta DMCA dari saya.
Jika artikel ini bermanfaat untuk sekolah/kuliah/pekerjaan sobat, maka berikanlah sedikit donasi untuk membantu admin dalam membiyai operasional blog ini.
Klik: Donasi via Trustwallet